Pesepakbola Levi Foster mendapat kartu kuning karena sengaja kentut di depan wasit.
Dia sedang memeriksa sepatu botnya sebelum kick-off ketika ia kentut. Bunny Reid si pengadil menuntut
perminta maafan Levi dan menyarankan untuk berhati-hati. Meski keduanya akhirnya tertawa terbahak-bahak.
Permainan berakhir dengan kemenangan 5-0 untuk AFC GOP atas Portsmouth Minggu saingan liga Apsley House dengan Levi sebagai Man of the Match.
Levi, 30, mengaku: “Aku makan kari malam sebelumnya,” sambil tertawa kecil.
Gara-gara kentut, wasit kasih kartu kuning & Pelatih pun ngambek
Kedua, kalau saja itu sudah telanjur, cari posisi aman. Layaknya striker yang pintar baca posisi, cari tempat yang enak untuk mencetak gol, posisi yang penting adalah jangan sekali-kali berada dekat dengan penguasa pertandingan alias wasit. Kacau akibatnya.
Buktinya ada. Dalam pertandingan di Manchester, sekitar dua tahun lalu, gara-gara kentut seorang pemain kena kartu kuning. Pasal yang dikenakan adalah perbuatan tidak sopan alias ungentlemanly conduct.
Selain pemain Chorlton Villa itu kena kartu kuning, klubnya juga kena denda sebesar 97 poundsterling atau Rp 1,3 juta. Padahal pertandingan itu hanya dilangsungkan di liga rendahan.
Rupanya si wasit, sayang namanya gak dikasih tahu, memang wasit jempolan. Selain mata dan telinganya oke, hidungnya juga tajam. Dia mampu mencium bau yang tidak sedap di lapangan.
Alkisah, Chorlton Villa mendapatkan hadiah tendangan penalti. Saat bola diletakkan di titik yang paling bikin gentar kiper di mana pun, dari bagian belakang pemain itu tiba-tiba keluar aroma yang bikin dia berang. Rupanya, si pemain itu kentut. Meski tidak terdengar, tapi tahu sendiri deh kentut jenis seperti itu – justru mematikan. Aroma bikin puyeng dan bikin mual.
Pemainnya protes. Tapi keputusan tetap turun. Kartu kuning dan denda. Si pemain itu hanya bisa geleng-geleng, kalaulah dia kentut memang karena tidak kuat menahan katup pelepasan gas bukan semata-mata dia mengentuti wasit. “Di mana logikanya? Dikasih penalti kok ngentutin wasit,” kira-kira begitu.
Untungnya, kentut itu tidak membawa sial. Dalam pertandingan di lapangan Turn Moss in Stretford, Manchester itu, Chorlton menang atas International Manchester FC dengan skor 6-4.
Tapi kentut juga bisa bikin apes. Ayo kita pergi ke Brasil. Klub Flamengo, tempat pemain yang bernama Ronaldinho kini bermain, punya pengalaman yang kurang sedap dalam soal kentut. September lalu, sehari sebelum menghadapi pertandingan melawan Bahia, pelatih klub itu Vanderley Luxemburgo mengumpulkan para pemainnya.
Kondisi memang genting, dua kali mereka kalah berturut-turut. Luxemburgo ceritanya ingin memotivasi pemainnya agar lebih ngotot dalam memenangi pertandingan. Semua pemain pun sudah kumpul, lalu dengan langkah penuh keyakinan Luxemburgo masuk ke ruangan ini.
Setelah menyapu pandang pada seluruh pemainnya, dia pun segera buka suara. Namun tiba-tiba, suasana yang sudah lumayan asyik itu terganggu dengan bebunyian aneh. Kentutnya, kayaknya sering ngegym, bunyinya gahar: brotooootttt….
Sayangnya, Luxemburgo tidak berkenan. Dia sama sekali tidak merasakan hal lucu dari bunyi itu. “Gak sopan,” katanya sambil berlalu meninggalkan ruangan itu. Eh, dia juga mengancam: kalau tidak ada yang mengaku siapa yang kentut, dia tidak mau memberikan latihan.
Ternyata ancaman itu tidak ampuh. Tak satu pun pemainnya yang mengaku sebagai pemilik suara yang dianggap tidak sopan itu. Dan benar saja, Luxemburgo memegang janjinya, pertandingan itu dilaluinya tanpa latihan. Para pemain juga cuek saja.
Awalnya, para pemain menganggap kentut itu sebagai bercanda. Mereka pun rileks dengan kejadian itu. Katanya, mirip dengan saat mereka berada di bangku sekolah. Tapi Luxemburgo sepertinya tidak pernah sekolah, eh mungkin di kelasnya tidak pernah ada kejadian seperti itu, makanya dia pun ngambek.
Gara kentut itu pula, tak ada latihan, dan tak ada pula kemenangan. Di pertandingan keesokan harinya, mereka tewas di tangan Bahia, klub yang sebenarnya berada di bawah kelas mereka.
Apa boleh buat, kentut – mau bunyi atau diam-diam, ternyata mengubah segalanya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !