JAYAPURA - Nasib dua klub Jawa Timur, Persela Lamongan
dan Persepam Madura United (P-MU), di Papua semakin tidak menentu.
Sama-sama menelan kekalahan di pertandingan sebelumnya, Persela dan
Persepam diprediksi bakal semakin sulit di laga berikutnya.
Persela Lamongan bakal menantang Persipura Jayapura di Stadion Mandala, Minggu (3/1). Pada saat yang sama, Persepam akan mengunjungi markas Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan. Keduanya memiliki problem berbeda sebelum pertarungan.
Bagi Persela, kualitas lawan yang jauh lebih bagus dibanding Persiwa Wamena menjadi problem tersendiri. Persipura sebelumnya mengempaskan Persepam tanpa perlawanan dengan skor telak 4-0. Itu menjadi peringatan awal bagi klub berjuluk Laskar Joko Tingkir.
Gustavo Lopez dkk tidak punya pilihan selain tampil habis-habisan di Stadion Mandala nanti. Sebab hanya di sanalah kans memperoleh angka dari Papua bisa terwujud. “Harusnya kami bisa minimal mendapatkan satu angka dari Wamena,” sebut Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi.
“Kami tidak beruntung karena gagal menciptakan gol hanya gara-gara lapangan becek. Hasil itu praktis membuat kami harus bekerja lebih keras di Jayapura,” sebutnya. Memang, momentum Persela mengamankan satu angka di Stadion Pendidikan sirna karena genangan air.
Bola sontekan Mario Costas setelah melalui kiper lawan, urung masuk ke dalam gawang karena genangan air. Jika upaya Costas itu bisa berbuah gol, maka idealnya Persela bisa membawa pulang satu angka. Staf pelatih pun menyebut di laga tersebut tim kurang beruntung.
Benar yang dikatakan Yuhronur, tim biru laut harus bekerja ekstra keras di Jayapura jika tidak ingin pulang dengan tangan hampa. Kualitas lawan menjadi tantangan terbesar karena Persipura terbukti sangat sulit dikalahkan jika bermain di depan pendukungnya.
“Kami meminta pemain untuk tetap percaya diri dan tidak grogi menghadapi Persipura. Apa pun kualitas lawan, tetap ada peluang untuk mendapatkan poin. Semoga pemain bisa tampil lebih bagus dan minimal mendapatkan hasil imbang,” tukas Yuhronur.
Langkah terjal juga dialami Persepam yang datang ke Stadion Pendidikan dengan kondisi mental yang buruk. Setelah dibolongi Persipura Jayapura dengan empat gol, Laskar Sapeh Kerap tidak memiliki modal berarti untuk menghadang Persiwa Wamena.
“Bagaimana pun kalah dengan skor besar tentu tidak bagus bagi mental tim. Tapi kami berupaya tidak memikirkan kekalahan di Jayapura dan ingin bermain sebaik mungkin di Wamena. Untuk hasilnya bagaimana, kita lihat saja pertandingannya nanti,” ucap Manajer Persepam Achsanul Qosasih.
Kendati rontok di dua pertandingan awal ISL dengan skor identik, Achsanul belum melihat sebagai sebuah ‘bencana’ bagi timnya. Sebab, menurut pendapatnya, Osas Saha dkk belum pernah merasakan pertandingan di kandang sendiri.
“Dua pertandingan away belum bisa menjadi ukuran karena kebetulan lawan kami sebelumnya sangat berat, yakni Persela Lamongan dan Persipura Jayapura. Kami masih akan melihat bagaimana performa tim di kandang nanti,” cetusnya. (Kukuh Setiawan/Koran SI/acf)
Persela Lamongan bakal menantang Persipura Jayapura di Stadion Mandala, Minggu (3/1). Pada saat yang sama, Persepam akan mengunjungi markas Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan. Keduanya memiliki problem berbeda sebelum pertarungan.
Bagi Persela, kualitas lawan yang jauh lebih bagus dibanding Persiwa Wamena menjadi problem tersendiri. Persipura sebelumnya mengempaskan Persepam tanpa perlawanan dengan skor telak 4-0. Itu menjadi peringatan awal bagi klub berjuluk Laskar Joko Tingkir.
Gustavo Lopez dkk tidak punya pilihan selain tampil habis-habisan di Stadion Mandala nanti. Sebab hanya di sanalah kans memperoleh angka dari Papua bisa terwujud. “Harusnya kami bisa minimal mendapatkan satu angka dari Wamena,” sebut Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi.
“Kami tidak beruntung karena gagal menciptakan gol hanya gara-gara lapangan becek. Hasil itu praktis membuat kami harus bekerja lebih keras di Jayapura,” sebutnya. Memang, momentum Persela mengamankan satu angka di Stadion Pendidikan sirna karena genangan air.
Bola sontekan Mario Costas setelah melalui kiper lawan, urung masuk ke dalam gawang karena genangan air. Jika upaya Costas itu bisa berbuah gol, maka idealnya Persela bisa membawa pulang satu angka. Staf pelatih pun menyebut di laga tersebut tim kurang beruntung.
Benar yang dikatakan Yuhronur, tim biru laut harus bekerja ekstra keras di Jayapura jika tidak ingin pulang dengan tangan hampa. Kualitas lawan menjadi tantangan terbesar karena Persipura terbukti sangat sulit dikalahkan jika bermain di depan pendukungnya.
“Kami meminta pemain untuk tetap percaya diri dan tidak grogi menghadapi Persipura. Apa pun kualitas lawan, tetap ada peluang untuk mendapatkan poin. Semoga pemain bisa tampil lebih bagus dan minimal mendapatkan hasil imbang,” tukas Yuhronur.
Langkah terjal juga dialami Persepam yang datang ke Stadion Pendidikan dengan kondisi mental yang buruk. Setelah dibolongi Persipura Jayapura dengan empat gol, Laskar Sapeh Kerap tidak memiliki modal berarti untuk menghadang Persiwa Wamena.
“Bagaimana pun kalah dengan skor besar tentu tidak bagus bagi mental tim. Tapi kami berupaya tidak memikirkan kekalahan di Jayapura dan ingin bermain sebaik mungkin di Wamena. Untuk hasilnya bagaimana, kita lihat saja pertandingannya nanti,” ucap Manajer Persepam Achsanul Qosasih.
Kendati rontok di dua pertandingan awal ISL dengan skor identik, Achsanul belum melihat sebagai sebuah ‘bencana’ bagi timnya. Sebab, menurut pendapatnya, Osas Saha dkk belum pernah merasakan pertandingan di kandang sendiri.
“Dua pertandingan away belum bisa menjadi ukuran karena kebetulan lawan kami sebelumnya sangat berat, yakni Persela Lamongan dan Persipura Jayapura. Kami masih akan melihat bagaimana performa tim di kandang nanti,” cetusnya. (Kukuh Setiawan/Koran SI/acf)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !