Persela pecat pelatih Gomes Oliviera
Lamongan : Manajemen Tim Persela Lamongan memecat Gomes de Oliviera dari posisi pelatih, setelah hasil buruk yang dialami klub tersebut di kompetisi Liga Super Indonesia musim ini.
“Keputusan mengistirahatkan Gomes merupakan hasil evaluasi yang dilakukan manajemen terhadap pencapaian tim,” kata Ketua Harian Persela Yuhronur Efendi saat mengumumkan pemecatan pelatih asal Brazil itu di Lamongan, Jatim, Senin.
Sambil menunggu datangnya pelatih baru, manajemen menugasi asisten pelatih Didik Ludianto dan Ragil Sudirman untuk menangani tim, termasuk laga terdekat melawan Mitra Kukar, Rabu (6/3).
Yuhronur mengungkapkan keputusan menghentikan kontrak Gomes Oliviera juga telah dikomunikasikan dengan para pemain dan mendapatkan dukungan.
“Didik Ludianto dan Ragil cukup layak menangani tim, karena pernah menjadi asisten Miroslav Janu dan juga membawa tim Persela U-21 juara nasional,” ujarnya.
Gomes Oliviera merupakan pelatih kedua yang dipecat pada kompetisi LSI, setelah sebelumnya nasib sama dialami Suharno yang dilengserkan dari posisi pelatih Persegres Gresik United pada pekan lalu.
Selama memimpin Persela dalam delapan laga yang sudah dimainkan, prestasi Gomes Oliviera terbilang buruk karena hanya mampu membawa timnya meraih dua kemenangan, sekali seri dan lima kali kalah, termasuk satu kekalahan di kandang sendiri lawan Persiram Raja Ampat.
Dengan pencapaian itu, tim berjuluk “Laskar Joko Tingkir” harus terpuruk di peringkat terbawah (18) klasemen sementara dengan nilai tujuh. Ini menjadi posisi terburuk yang pernah dialami Persela dalam beberapa musim terakhir.
Gomes Digandoli, Keputusan di Manajemen
Manajemen Persela Lamongan masih terkesan nggandoli pelatih Gomes de Oliviera. Meski hanya mampu mengantarkan tim berjuluk Laskar Joko Tingkir ini berada di papan bawah klasemen sementara, belum ada rencana pemecatan pelatih asal Brasil itu dalam satu dua hari ini.
Asisten Manajer Persela, Yuhronur Efendi, hanya menegaskan akan melakukan evaluasi secara keseluruhan. “Soal pelatih diganti atau tidak. Kalaupun diganti mendadak, lantas siapa penggantinya? Ini juga perlu dipikirkan secara matang. Karena, manajemen sendiri tidak ingin disalahkan ketika tim bertanding tanpa pelatih. Kita sebelumnya menargetkan poin penuh di dua laga kandang. Ternyata satu laga sudah tidak tercapai,” tuturnya.
Desakan agar Gomes di pecat datang dari suporter LA Mania setelah tim kebanggannya hanya mampu bermain imbang 1-1 saat menjamu Persisam Samarinda di Stadion Surajaya, Sabtu (2/3) malam lalu.
Koor ribuan LA Mania menuntut gomes diganti terdengar begitu membahana. Suara itu muncul kali kedua setelah Persela sebelumnya dikalahkan Persiram Rajaampat dengan skor 1-3 di Stadion Surajaya.
Praktis, racikan Gomes hanya menghasilkan dua kali kemenangan dan sekali seri dari delapan laga Persela. “Sudah tidak bisa ditawar lagi. Kalau kita menuntut mundur sebenarnya bukan karena tim kita kalah semata. Tapi, melihat permainan di lapangan sepertinya Persela tidak memiliki karakter sebuah tim sepakbola yang bisa diandalkan,” kata Ketua LA Mania, Nugroho.
Dia meyakini bila Gomes masih dipertahankan bakal lebih memperburuk kondisi tim. Apalagi, ada rumor hubungan pelatih kepala dengan sejumlah pemain kurang harmonis. “Kalau tidak, mana mungkin sebelum pertandingan manajemen perlu memanggil pelatih dan pemain untuk diajak bersatu,” imbuhnya.
Nugroho berharap manajemen tidak lagi memberi kesempatan kepada Gomes. Dia khawatir bila Persela menang lawan Mitra Kukar di laga berikutnya, posisi Gomes masih dipertahankan. Padahal, kalaupun menang, itu dianggap hanya kerja keras dan semangat pemain yang merasa bertanggung jawab dan loyal kepada Persela.
“Saya kira manajemen lebih tahu, sehingga keputusan terbaik tetap ditangan manajemen,” ujarnya.
Sumber: Antara/Radar Bojonegoro
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !