JAKARTA - Harapan pecinta
sepak bola tanah air untuk segera melihat adanya satu timnas yang
tangguh di Piala AFF 2012 belum bisa terwujud.
Sebab kedua kubu PSSI masih terpaku pada egonya masing-masing. Tidak terjadinya deal terlihat ketika dua kubu Joint Committee (JC) menggelar press conference sendiri-sendiri di kantor PSSI seusai pertemuan kemarin sore.
Bahkan, sekitar pukul 17.00 WIB ketua JC Todung Mulya Lubis tak bersedia memberi komentar apapun kepada puluhan media yang sudah menunggu di lobi PSSI. Setelah kepergian Todung, JC kubu KPSI yang terdiri atas Joko Driyono, Hinca Pandjaitan, Togar Manahan Nero, dan Jamal Aziz menggelar press conference.
Menurut Hinca dalam pertemuan tadi tidak dibahas mengenai komposisi pemain di timnas karena nanti akan menjadi hak pelatih sepenuhnya. Yang menjadi bahasan lebih ke soal siapa pelatih timnas.
Menurut Hinca, dengan pertimbangan kualitas dan pengalaman, pihaknya tetap mengajukan Alfre Riedl sebagai pelatih dibantu Nil Maizar (asisten ). Tapi kubu JC PSSI Djohar Arifin tetap berpendirian posisi Nil Maizar sebagai pelatih kepala tidak bisa diganggu gugat. Sebaliknya, JC PSSI Djohar menawarkan posisi advisor (penasehat) kepada Riedl di timnas.
"Ini kemajuan luar biasa karena mereka (JC PSSI Djohar) bisa menerima nama Alfred Riedl meski sebagai advisor," kata Hinca. Hinca menyatakan masih ada waktu sampai 25 Oktober untuk terus membicarakan persoalan ini. Ada rencana, 25 Oktober nanti JC KPSI akan mempertemukan Riedl dengan Nil Maizar untuk membicarakan persoalan timnas.
Bahkan, lanjut Hinca, tidak menutup kemungkinan timnas nanti akan dilatih oleh dua orang pelatih. "Kita masih punya waktu agar dua pelatih ini bisa berkolaborasi pada 25 Oktober nanti," timpal Joko Driyono.
Setelah sekitar 45 menit JC kubu PSSI La Nyalla menggelar press conference, giliran JC kubu PSSI Djohar Arifin berbicara di depan media di ruang yang sama. Karena Todung Mulya Lubis susah terlebih dulu meninggalkan kantor PSSI, anggota JC yang hadir adalah Widjajanto, Saleh Mukadar, dan Catur Agus Saptono.
"Dalam pertemuan tadi karena ada permintaan dari mereka (JC KPSI ) agar Riedl dijadikan pelatih kepala, maka kita mundur sedikit sepanjang tidak melampaui batas wewenang kita.
Kemudian atas persetujuan ketua Todung Mulya Lubis komprominya adalah , Alfred Riedl sebagai Advisor dan Nil Maizar tetap "sebagai pelatih Kepala," "kata Saleh Mukadar.
"Tapi kami merasa keberatan karena kalau itu diterima berarti kita melanggar kesepakatan Kuala Lumpur, melanggar statuta dan melanggar otoritas Exco sesuai pasal 37," lanjut Saleh.
Saleh menegaskan, dengan tidak ada kesepakatan, maka PSSI akan tetap jalan sesuai dengan amanat keputusan rapat AFC di Myanmar yang telah memutuskan tim PSSI Djohar lah yang akan berlaga di piala AFF nanti. "Kami dari JC PSSI tetap bertugas sesuai dengan yang ada dalam MOU. Lebih dari itu kami tidak memiliki wewenang," jelas Saleh
Rapat Joint Committe (JC) yang dihadiri empat perwakilan PSSI dan empat perwakilan PSSI di Kantor PSSI Senayan Jakarta, Senin (22/10), berakhir deadlock. Dua kubu gagal menyepakati siapa yang berhak diajukan sebagai pelatih kepala timnas.
Empat anggota JC dari PSSI tetap mengusulkan Nil Maizar sebagai pelatih kepala timnas. Sementara Alfred Riedl diberi kewenangan untuk menjadi penasehat.
Namun empat anggota JC KPSI justru mengusulkan sebaliknya. Mereka kekeuh menjadikan Alfred Riedl sebagai pelatih dan Nil Maizar jadi penasehat.
"PSSI bertahan dengan usulannnya, tapi kami tentunya bertahan dengan usulan kami," kata anggota JC dari KPSI Hinca Panjaitan saat menggelar konferensi pers di Kantor PSSI Senayan Jakarta, Senin (22/10).
Rapat JC dihadiri seluruh anggota JC yang merupakan perwakilan KPSI dan PSSI. Anggota JC dari KPSI yang hadir adalah Djoko Driyono, Djamal Azis, Togar Manahan Nero dan Hinca Panjaitan. Action Sekjen PSSI versi KLB Ancol, Tigorshalom Boboy, juga menghadiri rapat.
Anggota JC perwakilan PSSI juga hadir lengkap. Mereka adalah Todung Mulya, Widjajanto, Catur Agus Saptono dan Saleh Mukaddar. Sekjen PSSI Halim Mahfudz juga terlibat dalam rapat ini. (abu/jpnn)
Sebab kedua kubu PSSI masih terpaku pada egonya masing-masing. Tidak terjadinya deal terlihat ketika dua kubu Joint Committee (JC) menggelar press conference sendiri-sendiri di kantor PSSI seusai pertemuan kemarin sore.
Bahkan, sekitar pukul 17.00 WIB ketua JC Todung Mulya Lubis tak bersedia memberi komentar apapun kepada puluhan media yang sudah menunggu di lobi PSSI. Setelah kepergian Todung, JC kubu KPSI yang terdiri atas Joko Driyono, Hinca Pandjaitan, Togar Manahan Nero, dan Jamal Aziz menggelar press conference.
Menurut Hinca dalam pertemuan tadi tidak dibahas mengenai komposisi pemain di timnas karena nanti akan menjadi hak pelatih sepenuhnya. Yang menjadi bahasan lebih ke soal siapa pelatih timnas.
Menurut Hinca, dengan pertimbangan kualitas dan pengalaman, pihaknya tetap mengajukan Alfre Riedl sebagai pelatih dibantu Nil Maizar (asisten ). Tapi kubu JC PSSI Djohar Arifin tetap berpendirian posisi Nil Maizar sebagai pelatih kepala tidak bisa diganggu gugat. Sebaliknya, JC PSSI Djohar menawarkan posisi advisor (penasehat) kepada Riedl di timnas.
"Ini kemajuan luar biasa karena mereka (JC PSSI Djohar) bisa menerima nama Alfred Riedl meski sebagai advisor," kata Hinca. Hinca menyatakan masih ada waktu sampai 25 Oktober untuk terus membicarakan persoalan ini. Ada rencana, 25 Oktober nanti JC KPSI akan mempertemukan Riedl dengan Nil Maizar untuk membicarakan persoalan timnas.
Bahkan, lanjut Hinca, tidak menutup kemungkinan timnas nanti akan dilatih oleh dua orang pelatih. "Kita masih punya waktu agar dua pelatih ini bisa berkolaborasi pada 25 Oktober nanti," timpal Joko Driyono.
Setelah sekitar 45 menit JC kubu PSSI La Nyalla menggelar press conference, giliran JC kubu PSSI Djohar Arifin berbicara di depan media di ruang yang sama. Karena Todung Mulya Lubis susah terlebih dulu meninggalkan kantor PSSI, anggota JC yang hadir adalah Widjajanto, Saleh Mukadar, dan Catur Agus Saptono.
"Dalam pertemuan tadi karena ada permintaan dari mereka (JC KPSI ) agar Riedl dijadikan pelatih kepala, maka kita mundur sedikit sepanjang tidak melampaui batas wewenang kita.
Kemudian atas persetujuan ketua Todung Mulya Lubis komprominya adalah , Alfred Riedl sebagai Advisor dan Nil Maizar tetap "sebagai pelatih Kepala," "kata Saleh Mukadar.
"Tapi kami merasa keberatan karena kalau itu diterima berarti kita melanggar kesepakatan Kuala Lumpur, melanggar statuta dan melanggar otoritas Exco sesuai pasal 37," lanjut Saleh.
Saleh menegaskan, dengan tidak ada kesepakatan, maka PSSI akan tetap jalan sesuai dengan amanat keputusan rapat AFC di Myanmar yang telah memutuskan tim PSSI Djohar lah yang akan berlaga di piala AFF nanti. "Kami dari JC PSSI tetap bertugas sesuai dengan yang ada dalam MOU. Lebih dari itu kami tidak memiliki wewenang," jelas Saleh
Rapat JC Mentok, Timnas Gagal Disatukan
Rapat Joint Committe (JC) yang dihadiri empat perwakilan PSSI dan empat perwakilan PSSI di Kantor PSSI Senayan Jakarta, Senin (22/10), berakhir deadlock. Dua kubu gagal menyepakati siapa yang berhak diajukan sebagai pelatih kepala timnas.
Empat anggota JC dari PSSI tetap mengusulkan Nil Maizar sebagai pelatih kepala timnas. Sementara Alfred Riedl diberi kewenangan untuk menjadi penasehat.
Namun empat anggota JC KPSI justru mengusulkan sebaliknya. Mereka kekeuh menjadikan Alfred Riedl sebagai pelatih dan Nil Maizar jadi penasehat.
"PSSI bertahan dengan usulannnya, tapi kami tentunya bertahan dengan usulan kami," kata anggota JC dari KPSI Hinca Panjaitan saat menggelar konferensi pers di Kantor PSSI Senayan Jakarta, Senin (22/10).
Rapat JC dihadiri seluruh anggota JC yang merupakan perwakilan KPSI dan PSSI. Anggota JC dari KPSI yang hadir adalah Djoko Driyono, Djamal Azis, Togar Manahan Nero dan Hinca Panjaitan. Action Sekjen PSSI versi KLB Ancol, Tigorshalom Boboy, juga menghadiri rapat.
Anggota JC perwakilan PSSI juga hadir lengkap. Mereka adalah Todung Mulya, Widjajanto, Catur Agus Saptono dan Saleh Mukaddar. Sekjen PSSI Halim Mahfudz juga terlibat dalam rapat ini. (abu/jpnn)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !